Sunday, August 21, 2011

Setan Jengkiling

Jembatan Jengkiling



Maret 1950, pukul 15.00 anak-anak Tentara Pelajar ( TP ) dibawah Sutarto mendapat informasi penting, bahwa pasukan Belanda anak buah Van Der Zee diperkirakan 2 regu sekitar 30 orang  akan mengadakan patroli melewati route yang biasa mereka lalui, yaitu berkeliling Kandangan dan akan kembali ke Temanggung melewati Maron. 

Wednesday, August 10, 2011

Legenda Bambu Runcing dari Parakan


 Para pejuang memasuki kota Parakan  1945




Parakan 27 September 1945, para pemuda yang tergabung dalam Badan Keamanan Rakyat ( BKR ) mendapat informasi bahwa tentara Dai Nippon dari Magelang akan menyerbu dan membumihanguskan kota Parakan, untuk membalas dendam atas kematian 3 orang tentara Jepang yang tewas disergap BKR-AMRI di Parakan, beruntung pada saat yang mencekam itu Pasukan Inggris datang ke Indoinesia untuk melucuti persenjataan Tentara Jepang.
Namun keberuntungan itu tak berlangsung lama, karena para pejuang harus menghadapi musuh baru yaitu tentara Inggris yang membawa pasukan khusus Gukha dan tentara dari NICA ( Belanda yang membonceng Inggris )

Tuesday, August 9, 2011

Pendopo Kabupaten Temanggung pernah dilahap api

Pendopo Kabupaten Temanggung

Setelah Raden Temenggung Danuningrat Bupati Magelang wafat Pemerintah Hindia Belanda menunjuk Raden Mas Arijo Danoekoesoemo sebagai Waarnemend Regent van Magelang atau Bupati sementara daerah Magelang dan Raden Ngabehi Djojonegoro sebagai Waarnemend Regent van Menoreh atau Bupati sementara daerah Menoreh, kemudian penetapan keduanya oleh Komisaris Jenderal Hindia Belanda No.11 pada tanggal 7 April 1826.

Jembatan Kali Progo yang menyimpan mistery

Tabur Bunga di Jembatan Kali Progo 




Kali Progo sebuah sungai yang bermataair di Jumprit Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung Jawa Tengah Indonesia, termasuk sungai yang tidak biasa di pulau Jawa, karena diantara beberapa sungai mengalir ke laut Jawa, sedangkan Kali Progo mengalir ke Samudera Indonesia, sepanjang 200 Km menyusuri wilayah Kabupaten Temanggung, Magelang, Sleman, Kulon Progo dan Bantul hingga akhirnya bermuara di Samudera Indonesia.
Di tahun 1948 - 1949 sungai ini pernah berwarna merah mengalirkan darah para pejuang, jembatan yang dibangun diatasnya pada tahun 1900 adalah saksi bisu peristiwa mengerikan itu, saat tentara Belanda putus asa menghadapi perlawanan hebat dari putra-putra terbaik Temanggung, akhirnya Belanda melakukan aksi diluar aturan peperangan.