Monday, April 30, 2012

Lawang Sewu Film Festival 2012





KSS Gelar Lawang Sewu Film Festival
Untuk mengangkat perfilman nasional dan mewadahi sineas-sineas muda supaya tidak takut mengekspresikan karyanya, Komunitas Sinema Semarang ( KSS ) menggelar Lawang Sewu Film Festival 2012 tingkat nasional. Kegiatan bertema " Dengan Lensa Berbagi Cerita "

Wednesday, April 25, 2012

Candi Borobudur Dibangun di atas Danau Kedu Purba




Sebuah penelitian ahli memperkirakan bahwa Candi  Borobudur ternyata dibangun di atas dasar danau purba yang telah mengering, Candi Borobudur berdiri pada sebuah bukit yang berada di tengahnya dengan ketinggian 265 M (870 kaki) dari permukaan laut dan 15 M (49 kaki ). Keberadaan danau purba ini menjadi bahan perdebatan yang hangat di kalangan arkeolog pada abad ke-20; dan ada beberapa dugaan yang masih menjadi polemik apakah Borobudur dibangun di tepi atau di tengah danau. Pada 1931 di dataran Kedu, seorang seniman dan pakar arsitektur Hindu Buddha WOJ Nieuwenkamp mengajukan teori bahwa Dataran Kedu dulunya adalah sebuah danau, dan Borobudur dibangun melambangkan bunga teratai yang mengapung di atas permukaan danau. Bunga teratai baik dalam bentuk padma (teratai merah), utpala (teratai biru), ataupun kumuda (teratai putih) dapat ditemukan dalam semua ikonografi seni keagamaan Buddha; seringkali digenggam oleh Boddhisatwa sebagai laksana (lambang regalia), menjadi alas duduk singgasana Buddha atau sebagai lapik stupa. 

Wednesday, April 18, 2012

Mencintai Bumi Setiap Hari



Bagaimana nasib manusia ketika alam tak lagi bersahabat ?
Adakah tempat lain untuk singgah yang senyaman dan seindah di bumi ?
Sebelum terlambat, mari bertindak untuk kelangsungan hidup kita semua .

Sebagai satu-satunya planet dalam tata surya yang dapat dihuni manusia, bumi memegang peranan penting dalam kehidupan kita.Segala kebutuhan manusia dapat dipenuhi oleh sumber daya alam bumi. Namun seiring bertambahnya jumlah manusia yang makin hari kian membengkak, makin tinggi pula permasalahan yang dihadapi oleh bumi.

Tuesday, April 17, 2012

Dialek Khas Temanggungan Tergusur Bahasa Gaul



" Ndais de'e tombok'ane ora teyeng, salahe nggatis wae "
" Ah mberuh nyong ora mudheng, ora teyeng ha mbok jidhor "
" Sikak de'e domongi malah metengsel "
Ini adalah sekelumit dialek khas yang masih acapkali kita temui dalam pembicaraan warga pedusunan di lereng gunung Sumbing-Sindoro, namun di wilayah perkotaan Temanggung sudah jarang ditemui, bahkan banyak anak muda di Temanggung yang tidak tahu istilah-istilah seperti Ndais, nggatis, jidhor, sikak dan sebagainya.
Dialek Temanggungan pada dasarnya adalah bahasa khas masyarakat di lereng gunung Sumbing-Sindoro lebih banyak dijumpai di daerah Parakan. Dialek Temanggungan sebenarnya banyak dipengaruhi dialek Mataram Jogja, namun makin kearah barat dari wilayah Temanggung sampai di Parakan mulai terpengaruh logat Banyumasan, hampir sama bahasanya namun tidak sampai medhok seperti Banyumasan asli,  misalnya kata ganti orang pertama tunggal “aku“ diucapkan “nyong“,  kamu dengan “dé’é“ sedangkan di Banyumas “déké“,  cuma beda pada gaya pengucapan dan penekanan intonasinya,  orang Temanggung mengucapkan  kata Parakan dengan Para’an.
Anak muda Temanggung kini sudah jarang yang menggunakan bahasa khas ini, mereka lebih banyak menggunakan bahasa gaul Jakartenan ( ala Jakarte ), namun kalau anda bertandang ke Parakan atau ke pedesaan lereng Sindoro–Sumbing masih bisa menjumpai percakapan yang menggunakan dialek khas ini.
Berikut ini sebagai contoh kami  sajikan logat kecil bahasa khas daerah Temanggungan, selebihnya dari apa yang tersaji ini bahasa daerah yang digunakan sama dengan bahasa Jawa di daerah lain.

Friday, April 13, 2012

Lomba Mendongeng di Pendopo Pengayoman Temanggung

 
Teringat masa kecil, menjelang tidur saya sering didongengi oleh orang tuaku, baik dari ayah , ibu bahkan juga dari nenek ketika sedang di rumah beliau. Yang paling saya sukai adalah dongeng kancil banyak serialnya, seperti Kancil nyolong timun, Kancil balapan dengan Keong, Kancil dan Macan, Kancil dan Buaya dan masih banyak lagi, juga dongeng legenda lain seperti Jaka Tarub dan 7 Bidadari, Dewi Sekartaji, Damarwulan dan Minak Jinggo, Naga Baru Klinting ( Terjadinya Rawa Pening ), Roro Jonggrang ( Terjadinya Candi Prambanan ), maupun dongeng  khas dalam negeri seperti Bawang Merah Bawang Putih, Timun Mas, Keong Mas, Joko Kendil sampai saya lupa jumlahnya. Yang pasti cerita dongeng tersebut sampai sekarang masih terekam dalam otak saya.

Hal itu saya tularkan kepada anak-anak saya, disaat melepas lelah sambil ngeloni anak, saya selalu memutar lagi rekaman dongeng dalam benak saya itu kepada anak-anak, mereka sangat menyukainya, sehingga sering berebut untuk tidur paling dekat dan mendekap saya, mata mereka berbinar-binar setiap saya ajak tidur dan akan didongengkan, rasa lelah setelah seharian kerjapun sirna dan terobati ketika berada di tengah anak-anak. Jadi kalau ada orang bilang terlalu sibuk dan lelah hingga tak punya waktu untuk anak-anak perlu dipertanyakan sejauh mana orang itu menikmati kebahagiaan bersama keluarga, khususnya anak-anak. Anak bagi saya memang pemberi spirit, pendorong motivasi dan sumber inspirasi dalam hidup ini.
 
Dongeng klasik seperti Kancil nyolong Timun sebenarnya memang memiliki muatan informasi yang kurang baik, karena ada unsur curi-mencuri, akal-mengakali, mencurangi dan sebagainya, tinggal bagaimana kita menempatkan kelakuan si Kancil ini pada posisi negatif atau positif, tapi yang jelas sampai saat ini yang terekam dalam benak saya adalah kecerdikan dan kepandaian si kancil dalam mengatasi masalah dan bencana yang sedang menimpanya, setiap didongengkan imaginasi saya mengembang, bahkan seperti terbentang sebuah visualisasi dongeng itu di depan mata saya, sampai tak sadar mata ini makin berat dan tertidur. 


Memang mendongeng saya budayakan dalam keluarga, makanya saya berikan apresiasi ketika Tim Penggerak PKK Kabupaten Temanggung mengadakan Lomba Dongeng bagi para guru PAUD, di Pendopo Pengayoman Temanggung ( Jum'at, 13/4/2012 ).
Dalam dunia pendidikan methode dongeng selain dapat mengembangkan imajinasi dan kreasi, ternyata secara psikologis mampu mempengaruhi kepribadian anak, jika di dalamnya terkandung pesan-pesan moral, ajaran positif dan contoh-contoh perbuatan yang baik dan buruk beserta akibatnya.

Tuesday, April 10, 2012

Nikmatnya Kopi Khas Temanggung



Jagongan sambil minum kopi tubruk " Jan mathuk tenan " kata orang Temanggung, jagongan atau duduk bersama antar warga desa memang tradisi khas masyarakat lereng gunung Sumbing-Sindoro, jagongan adalah media silaturrahmi, wadah komunikasi antar warga desa untuk rembugan atau diskusi membicarakan kondisi dan situasi lingkungan desanya. Jagongan akan lebih gayeng lagi kalau ditemani minuman kopi tubruk, selain untuk menghangatkan badan di udara yang dingin pegunungan juga untuk cegah lek atau mencegah mata ngantuk.

Kopi asli Temanggung mempunyai cita rasa yang khas, aroma kopi yang tajam dan sedikit pahit, namun akan menjadi sangat nikmat bila dipadu rasa manis dari gula, bahkan warga desa sering memakai gula Jawa, gula aren atau gula batu, bagi yang tidak suka ketiga gula ini dengan gula pasirpun tidak mengurangi cita rasa kopi Temanggung, rasa khas kopi Temanggung tidak kalah dengan kopi dari daerah lain seperti Toraja, Bali, Lampung atau daerah-daerah penghasil kopi lainnya. 

Monday, April 9, 2012

Ruang Terbuka Hijau untuk Temanggung



Permintaan akan pemanfaatan lahan kota yang terus tumbuh dan bersifat akseleratif untuk pembangunan berbagai fasilitas perkotaan, termasuk kemajuan teknologi, industri dan transportasi, selain sering mengubah konfigurasi alami lahan/ bentang alam perkotaan juga menyita lahan-lahan tersebut dan berbagai bentukan ruang terbuka lainnya. Kedua hal ini umumnya mengorbankan keberadaan Ruang Terbuka Hijau ( RTH ) yang sering dianggap sebagai lahan cadangan tidak ekonomis. Di lain pihak, kemajuan alat dan pertambahan jalur transportasi dan sistem utilitas, sebagai bagian dari peningkatan kesejahteraan warga kota, juga telah menambah bahan pencemar dan telah menimbulkan ketidaknyamanan perkotaan. Untuk mengatasi kondisi lingkungan kota seperti ini sangat diperlukan RTH, karena RTH dapat berfungsi sebagai bioengineering dan bentukan biofilter yang relatif lebih murah, aman, sehat, dan menyamankan. Apabila ruang terbuka hijau tidak tersedia di suatu perkotaan maka bencana ekonomi menjadi tinggi.

Pendakian Sindoro Dibuka Lagi



Jalur pendakian Sindoro saat ini sudah dibuka kembali, menyusul status gunung Sindoro telah kembali normal.
Pembukaan jalur pendakian itu mulai sejak sepekan lalu. setelah ditutup karena Sindoro aktif pada November hingga Desember 2011.
Pada liburan kemarin para pendaki mulai naik ke puncak Sindoro untuk mengisi liburan, mereka datang dari berbagai daerah di luar Temanggung dan Wonosobo, bahkan ada wisatawan asing yang menyempatkan waktu naik ke puncak Sindoro, demikian Ketua Tim Penanggulangan Bencana Alam Daerah ( TPBAD ) Kecamatan Kertek, Dedi Kusriyadi mengatakan. 

Sunday, April 8, 2012

Ritual Among Tebal Warga Lereng Sumbing



Semburat sinar matahari  menembus kabut tipis yang menyelimuti ketinggian lereng gunung Sumbing pagi itu. Diantara hawa dingin menggigit sampai tulang, ratusan warga desa legoksari kecamatan Tlogomulyo nampak berkerumun di sebuah tanah lapang.
Mereka yang sebagian berpakaian adat khas petani Jawa sibuk membawa tumpeng, ingkung ayam dan bibit tembakau. Sebentar kemudian mereka berjajar rapi menuju ladang, warga desa Legoksari yang terkenal sebagai kampung mbako itu tengah menggelar ritual among tebal, sebuah upacara adat penanaman pertama bibit tembakau. Tradisi ini merupakan budaya turun temurun warga lereng Sumbing sejak zaman nenek moyang, sebagai perlambang nyawijine manungsa ( bersatunya manusia ) dengan alam, untuk mencapai harmoni dan keselarasan hidup.

Sistem End of Pipe dalam Pengelolaan Sampah sudah tidak relevan





Program Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) di rumah tangga adalah upaya memberdayakan anggota keluarga agar tahu, mau dan mampu mempratekkan hidup bersih dan berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Hasil studi Basic Human Service ( BHS 2006 ) melaporkan bahwa perilaku masyarakat dalam mencuci tangan masih rendah, sebagai contoh mencuci tangan setelah buang air besar sekitar 12%, sementara hasil studi Indonesia Saitarian Sector Development Programe ( ISSDP ) menyatakan 47%, masyarakat masih ada yang buang air besar di sungai, di kebun, di sawah, di kolam dan di tempat terbuka lainnya. 
Perilaku lain dalam penanganan sampah juga masih rendah menurut Badan Pusat Statistik ( BPS 2001 ) dalam makalah Tri Bangun ( 2006 ), masih ada penanganan sampah dengan di buang sembarangan ke tanah kosong, ke sungai dan dengan cara dibakar 35,50%. Kedua perilaku tidak sehat tersebut menunjukkan masih perlunya peningkatan kualitas hidup dalam masyarakat, peningkatan kualitas hidup ini bisa diupayakan melalui pembinaan dengan melibatkan peranserta masyarakat dalam meningkatkan kesehatan diri dan menciptakan kebersihan lingkungan.

Wednesday, April 4, 2012

Rambut Gembel Menjadi Juara



Membiarkan anak berambut gembel ( gimbal ) ala Bob Marley atau Mbah Surip dalam masyarakat di lereng gunung Sumbing-Sindoro sudah menjadi hal yang biasa sejak dulu, coba anda sesekali mengunjungi di daerah itu, anda akan melihat anak berambut gembel bermain sebagaimana anak desa lainnya. Memang rambut memelihara gembel sudah menjadi tradisi turun temurun, kalau orang tua melihat anak balitanya mempunyai tanda-tanda rambutnya akan gembel, maka ia tidak akan berani memotong rambut anaknya, dan akan dibiarkan sampai saat tertentu untuk melakukan pemotongan rambut, itupun disertai ritual yang disyaratkan, pada saat itu sang anak boleh menyampaikan apapun keinginannya, orang tuanyapun akan mengabulkan keinginan sang anak. Misalnya: ia mau dipotong rambutnya asal ditanggapkan wayang kulit. 

Sebuah foto berjudul " Ritual Rambut Gembel " karya fotografer Budi Prast dari Yogyakarta telah berhasil menjadi juara I lomba foto yang diselenggarakan oleh Java Promo, juara II diraih Bambang Irawan dari Magelang berjudul Ruwat Bumi, dan juara III diraih Anis Efizudin berjudul Merti Dusun.