Laman

Sunday, September 9, 2012

Sebuah Cerita dari Negeri Tembakau ( part 1 )



“ INILAH NEGERI TEMBAKAU “ kata Mbah Merto menyambut saya begitu turun dari kendaraan yang mengangkut saya ke desa di lereng gunung Sindoro, ketika saya mengunjungi Desa Bansari yang  tengah panen raya tembakau, lalu ia mengajak masuk ke rumahnya dan menyilakan saya duduk di amben ( balai-balai ), sebuah slepen ( tempat tembakau dari anyaman rumput mendong ) dikeluarkan dari saku celananya, isinya tembakau, kertas sigaret cap Topeng, cengkeh rajangan cap Ndorit, dan korek api.
“ Ses Mas “ tawaran akrab Mbah Merto mengajak bareng-bareng merokok Ting-We ( nglinting-dewe = melinting sendiri )
“ Terima kasih, ini saja Mbah lebih enak “ teman saya balas menawari rokok buatan pabrik kepadanya
“ Terlalu ringan Mas, saya nggak marem kalau nggak nglinting sendiri “

Rokok Ting-We bagi Mbah Merto ( 87 th ) sudah menjadi menu wajib sehari-hari, begitu luang segera ia mengeluarkan isi slepennya, bahkan sambil melakukan aktifitas  rokok lintinganpun tak pernah lepas dari bibirnya, usianya memang sudah senja, namun kesehatannya masih baik dibandingkan dengan orang kota seusianya yang dimanjakan oleh makanan yang lebih bergizi.
Meskipun sudah tua,  Mbah Merto masih kuat mengelola ladangnya yang berada di Deles, yaitu ladang yang berada di bawah hutan puncak gunung Sindoro, bayangkan saja untuk sampai di Deles ia berangkat jam 04.00 pagi, berjalan kaki sambil memikul pupuk kandang sampai di lokasi jam 07.00
Ketika saya mencoba naik ke Deles mengikuti route Mbah Merto, mandi keringat bukan main lelahnya, harus ngaso empat kali dengan nafas yang ngos-ngosan tak karuan, padahal saya bukan perokok seperti Mbah Marto.

Yang membuat saya bertanya-tanya, bagaimana mungkin seorang perokok berat semacam Mbah Merto sampai di usia 87 kesehatannya masih prima, masih kuat mencangkul, memikul beban, tidak seperti yang digambarkan orang tentang seorang perokok berat dengan paru-paru bengek.
Bukannya saya ingin menepis pendapat ahli tentang bahaya rokok, saya setuju dengan hal itu, karena semua berdasarkan hasil penelitian ilmiah.




Tembakau (Nicotinia spp, L) adalah genus tanaman berdaun lebar, berasal dari Amerika Utara dan Amerika Selatan, daun temakau lebih sering diunakan untuk bahan baku rokok, cerutu dan dikonsumsi dengan cara dikunyah atau dikulum, adapula yang menghisap bubuk tembakau melalui hidung.
Tembakau di tanam di 100 negara di seluruh dunia, produsen terbesar adalah China, diikuti Amerika Serikat, Brazil, India, Zibabwe dan Turki
Ada 3 jenis tembakau yang diproduksi di negara-negara  itu
  • Virginia, atau tembakau terang, karena warnanya kuning orange, diperoleh dengan proses flue curing
  • Burley, berwarna coklat setelah melalui proses air curing, tidak berkadar gula, berasa seperti cerutu
  • Oriental, berdaun kecil dan beraroma tinggi diproses dengan sun curing.

Tembakau yang tumbuh di Indonesia berdaun lebar, bertekstur kasar, dan memiliki aroma khas, karena kekhasannya itu tembakau menjadi tananam bernilai ekonomi tinggi ( emas hijau ), biji tembakau sangat kecil, satu sendok makan dapat berisi 60.000 biji, untuk satu batang tanaman dewasa menghasilkan jutaan biji.
Tembakau mengandung Zat Alkaloid Nicotin, sejenis Neurotoxin yang dapat membasmi serangga, zat ini sering digunakan untuk Insektisida.
Masa menuai tembakau berkisar 2-5 bulan semenjak penanaman, dan tergantung jenis tembakaunya, daun tembakau siap dituai berwarna hijau kekuningan, setelah melelui proese curing (pengeringan) memiliki karakter khas, warna coklat kekuningan dengan rasa dan aroma khas.

Proses curing sangat berperan dalam produksi tembakau:
  • Air Curing, dengan menggantung di tempat terbuka, menghasilkan tembakau yang rendah kadar gulanya  
  • Flue Curing, menggunakan panas buatan yang disalurkan melalui pipa besi atau lue, menghasilkan  tembakau berkadar gula tinggi, diperlukan untuk tembakau sigaret
  • Fire Curing, dipanaskan dengan api terbuka, menghasilkan warna coklat tua dengan aroma asap
  • Sun Curing, dipanaskan dibawah terik matahari, menghasilkan tembakau berkadar gula tinggi, untuk tembakau kunyah atau sigaret ( rokok )
 
Rokok sering dianggap membahayakan kesehatan, namun bahan baku rokok (tembakau) juga memiliki manfaat dalam bidang kesehatan:
  1. Hasilkan Protein Anti Kanker, Tembakau tidak selalu berkonotasi negatif sebagai penyebab kanker, ternyata tanaman tersebut dapat pula menghasilkan protein anti-kanker yang berguna bagi penderita kanker ( Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, DR Arief Budi Witarto MEng ). Protein dibuat oleh DNA dari tubuh kita, dimasukkan  ke tembakau melalui bakteri,  tumbuhan ini akan membuat protein sesuai DNA yang dimasukkan. Selain untuk protein antikanker, GSCF, juga untuk menstimulasi perbanyakan sel tunas (stemcell) yang bisa dikembangkan untuk memulihkan jaringan fungsi tubuh yang sudah rusak
  2. Obat Diabetes & Antibodi, Tembakau dapat dimodifikasi secara genetik untuk memproduksi obat diabetes dan kekebalan tubuh. Hasil penelitiaan pernah dipublikasikan jurnal BMC Biotechnology, awal Maret lalu 
  3. Anti Radang, Lembaga penelitian Eropa dalam proyek  “Pharma-Planta” yang dipimpin Prof. Mario Pezzotti dari Universitas Verona. Membuat tembakau transgenik yang memproduksi interleukin-10 (IL-10), yang merupakan cytokine anti-radang yang ampuh. Cytokine adalah protein yang merangsang sel-sel kekebalan tubuh agar aktif. Kode genetik (DNA) IL-10 ditanam dalam tembakau akan memproduksi protein. Para peneliti menemukan, tembakau dapat memproduksi dua bentuk IL-10 itu dengan tepat. Produksi cytokine yang aktif cukup tinggi, yang mungkin dapat digunakan lewat proses ekstraksi dan pemurnian. Penelitian menggunakan IL-10 hasil tembakau dalam dosis kecil dapat membantu mencegah kencing manis atau diabetes melitus tipe 1. Diabetes melitus tipe 1 atau diabetes anak-anak dicirikan dengan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pankreas. Sehingga terjadi kekurangan insulin pada tubuh. Diabetes tipe ini dapat diderita anak-anak maupun orang dewasa.
  4. Obat HIV/AIDS, Tembakau juga bisa menghasilkan protein obat human immunodeficiency virus (HIV) penyebab AIDS, yang disebut griffithsin. HIV adalah virus yang menginfeksi sel sistem kekebalan tubuh manusia. Bedanya, bukan tembakaunya yang menghasilkan protein, melainkan virus tembakaunya.
  5. Pemelihara Kesehatan Ternak, Ekstrak tembakau (nikotin 1,68%) mempunyai potensi untuk membasmi cacing H. contortus pada ternak dan membuat kesehatan ternak tersebut makin baik
  6. Obat Luka, Untuk obat luka dipakai ± 25 gram daun segar Nicotiana tabacum, dicuci dan ditumbuk sampai lumat. ditambah minyak tanah ± 25 ml diperas dan disaring. Hasil saringan dioleskan pada luka
  7. Sebagai Biofuel, Para peneliti dari Laboratorium Bioteknologi Universitas Thomas Jefferson telah mengidentifikasi beberapa teknik untuk meningkatkan kadar minyak nabati dalam daun tanaman tembakau, hal tersebut merupakan langkah awal dalam memanfaatkan tanaman ini untuk keperluan biofuel. Hasil penelitian mereka ini kemudian dipublikasikan di Jurnal Plant Biotechnology. Menurut Vyacheslav Andrianov, Ph.D., asisten profesor di bidang Biologi Kanker di Lab. Jefferson Medical College of Thomas Jefferson University, tembakau dapat menghasilkan biofuel lebih efisien daripada produk pertanian lainnya. Namun, sebagian besar minyaknya hanya terkandung di dalam biji/ benih tembakau (sekitar 40 persen minyak per berat kering). Dr Andrianov dan rekan-rekannya kemudian berusaha untuk merekayasa gen penghasil minyak nabati biji tembakau ini, agar pembentukan minyak nabati pada tajuk tanaman tembakau optimal dan dapat digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel, karena produksi biji tanaman tembakau masih sangat rendah, yakni sekitar 600 kg biji per hektar. kadar minyak dari biji tembakau. bisa jadi alternatif energi ngurangin global warming
  8. Melepaskan Gigitan Lintah, Manfaat tembakau, selain bisa diekstrak dan diambil bagian tertentu seperti nikotin yang digunakan di berbagai macam produk baik makanan maupun minuman, cairan tembakau juga bisa kita gunakan untuk melepaskan gigitan lintah, tembakau juga bisa digunakan untuk insektisida karena nikotin yang terkandung merupakan neurotoxin yang sangat ampuh untuk serangga.
  9. Penghilang Embun, Tembakau bisa juga digunakan untuk menghilangkan “embun” pada kaca dalam mobil pada waktu hujan dengan cara menggosokkan tembakau pada kaca tersebut 
  10.  Lahan Bisnis Bernilai Ekonomi Tinggi, Sebagai gambaran kita lihat daftar harga tembakau:
  • Jenis Tembakau Madura produksi Tahun 2004 : Rp 14.000,-/Kg
  • Jenis Tembakau Selupuro produksi Tahun 2007/2008 
  • A. : Rp 35.000,-/Kg
  • B. : Rp 27.000,- /Kg
  • C. : Rp 18.000,- /Kg
  • Jenis Tembakau Weleri produksi Tahun 2002 : Rp 14.000,-/Kg
  • Jenis Tembakau Maesan produksi Tahun 2000 : Rp 5.000,-/Kg
  • Jenis Tembakau Temanggung produksi Tahun 2004 : Rp 20.000,-/Kg
  • Data terakhir bulan Agustus 2012 menyebutkan untuk harga tembakau di Temanggung grade C paling tinggi Rp 55.000,-/Kg dan harga paling rendah Rp 45.000,-/Kg. Sedangkan grade B+ terjual seharga Rp 35.000,-/Kg.  
  • Tahun lalu grade C Rp 60.000,- – Rp 90.000,-/Kg. dengan kualitasnya sama 

Mungkinkah ini fakta yang menjelaskan tentang kesehatan Mbah Merto yang masih prima dalam usia yang sudah terbilang lanjut. Kepada saya ia menuturkan bahwa mulai merokok sejak usia 7 tahun, namun sejak dulu hanya mengenal rokok Ting-We, rokok yang belum terkontaminasi bahan-bahan kimia lain. Beberapa data ilmiah diatas barangkali ada benarnya, tembakau ada nilai manfaatnya juga bila digunakan dengan benar, terbukti Mbah Merto tak pernah dihinggapi penyakit serius, disamping itu aktifitas Mbah Merto mengolah ladang dalam udara pegunungan membuatnya terjaga staminanya, apalagi kemungkinan untung besar dari hasil tembakau membuatnya bersemangat hidup dan panjang umur.