Laman

Wednesday, January 30, 2013

Buah Kledung yang Terlupakan



Saat masih anak-anak,  sekitar tahun 70an, ketika jajanan bocah belum diserbu oleh makanan kemasan, baik itu jajanan cemilan maupun buah-buahan impor, di pasar-pasar tradisional anak-anak masih bisa menemui buah-buahan murah seperti Jeruk Wedus, Jeruk Uwik, Pelem Blenyik, Kepel, Sawo Ijo, Buah Kledung dan buah-buahan lain dengan istilah Temanggungan. Sekarang hanya tinggal kenangan, karena buah-buahan tersebut sudah sulit ditemui, sudah jadi barang langka dan tidak dikenal lagi oleh generasi masa kini, sungguh sayang sekali.
Kali ini saya ingin fokuskan tulisan ini ke Buah Kledung, di daerah lain buah ini lebih dikenal dengan sebutan buah Kesemek atau Persimmon, kenapa di wilayah Temanggung lebih dikenal dengan nama Buah Kledung ?
Karena buah yang satu ini dahulu banyak tumbuh di desa Kledung, sebuah desa yang berada di kaki Gunung Sumbing, kalau anda tengah dalam perjalanan dari Wonosobo ke Temanggung, tentu anda akan melewati desa ini, karena berada tepat di perbatasan Kabupaten Wonosobo dan Temanggung, anda boleh mampir sejenak di sebuah Rest Area yang dibangun di lokasi itu, sembari menikmati panorama Gunung Sumbing - Sindoro yang sangat indah.



Kita kembali lagi ke Buah Kledung, setelah sekian lama terlupakan, mendadak muncul dan populer lagi. Bahkan saat ini Pemerintah Kabupaten Temanggung bekerja sama dengan Yayasan Obor Tani Semarang berencana mengembangkan lagi buah kesemek khas Kledung ini. Memang tanaman ini sangat cocok di lahan setempat yang memang pernah menjadi habitatnya. Lokasi telah dipilih secara tepat, yaitu di sekitar Embung Kledung, selain untuk melestarikan air tanah, ada tujuan lain yang tak kalah penting, seperti mengembalikan lagi eksistensi buah kesemek di Kledung, ngiras pantes mengembangkan Embung Kledung sebagai tempat Wisata Holtikultura, sebuah sinergi yang bagus bila benar-benar terealisasi.
Direktur Eksekutif Yayasan Obor Tani, Pratomo, dalam sosialisasi pengelolaan kebun buah di Balai Desa Kledung, Senin ( 28/01/2013 ) yang baru lalu mengatakan bahwa, lahan di Kecamatan Kledung, yang merupakan daerah pegunungan dengan kondisi tanah umumnya berpasir liat cocok untuk tanaman holtikutura, termasuk buah kesemek ini.

" Kondisi Tanah yang cenderung berpasir liat dan porus, sehingga tidak bisa menyimpan air dalam waktu yang lama tersebut cocoknya untuk pengembangan tanaman holtikultura " kata Pratomo.

Bupati Temanggung Hasyim Afandi mengungkapkan bahwa, di sekitar embung tersebut tersedia tanah kurang lebih 2 hektar, rencananya akan dimanfaatkan untuk pengembangan tanaman buah kesemek dan juga buah lainnya seperti leci.

" Buah kesemek sebetulnya asli berasal dari daerah Kledung ini, buah tersebut dikenal sebagai buah berbedak yang memang tumbuh di daerah sejuk seperti Kledung ini ".
Buah Kesemek atau Buah Kledung ini, ketika belum masak rasanya sepet, namun bila sudah tua dan masak warna akan menguning kemerahan, rasanya manis, dagingnya agak keras namun renyah dan memiliki rasa yang khas.

Pratomo menambahkan, Pemkab Temanggung bersama Yayasan Obor Tani sebagai lembaga nirlaba yang bergerak dalam pemberdayaan dan petani holtikultura, telah mendiskusikan rencana pembangunan kebun buah di sekitar Embung Kledung itu.
Hadir dalam sosialisasi tersebut, Bupati Temanggung Hasyim Afandi, Kepala Badan Lingkungan Hidup Ir Andresti, Camat Kledung Joko Prasetyo, sejumlah perwakilan dari Yayasan Obor Tani, perangkat desa setempat, dan masyarakat desa Kledung.

Bupati Temanggung mengatakan bahwa, wilayah Kledung sebagai daerah pegunungan sangat cocok untuk pengembangan tanaman holtikultura, diharapkan tanaman kesemek dan leci tersebut bisa berpotensi meningkatkan kesejahteraan petani. Buah Kesemek  atau Buah Kledung selain dapat dikonsumsi secara langsung juga dapat dikembangkan menjadi makanan olahan, terbukti di daerah lain telah ada yang memproduksi buah kesemek menjadi kripik, maupun minuman seperti sirup. Kiranya harapan Hasyim Afandi sebagai orang nomor satu di Temanggung ini cukup beralasan, semoga berhasil.