Laman

Wednesday, April 18, 2012

Mencintai Bumi Setiap Hari



Bagaimana nasib manusia ketika alam tak lagi bersahabat ?
Adakah tempat lain untuk singgah yang senyaman dan seindah di bumi ?
Sebelum terlambat, mari bertindak untuk kelangsungan hidup kita semua .

Sebagai satu-satunya planet dalam tata surya yang dapat dihuni manusia, bumi memegang peranan penting dalam kehidupan kita.Segala kebutuhan manusia dapat dipenuhi oleh sumber daya alam bumi. Namun seiring bertambahnya jumlah manusia yang makin hari kian membengkak, makin tinggi pula permasalahan yang dihadapi oleh bumi.

Salah satu masalah terbesar bagi bumi saat ini adalah sampah. Bagiamana tidak, setiap aktifitas manusia selalu menghasilkan sampah, baik sampah organik maupun non-organik. Contohnya, ketika anda membeli minuman, botol kemasannya akan dibuang setelah isinya habis. Contoh lainnya ketika anda selesai memasak makanan untuk keluarga tercinta, sampah rumah tangga yang dihasilkan seperti sisa sayuran, plastik pembungkus tempe, kaleng bekas makanan kemasan, hingga jeroan ikan yang tidak terpakai.
Bayangkan berapa banyak sampah rumah tangga yang dibuang setiap harinya oleh milyaran rumah tangga di dunia ? Untuk skala kecil seperti Ibukota Jakarta saja, jumlah sampah yang dibuang dalam sehari mampu membangun satu Candi Borobudur. Bagaimana jika sampah dari kota-kota di 33 propinsi di Indonesia dikumpulkan ? Sungguh mengerikan.
Permasalahan lainnya, sampah-sampah ini tidak semuanya dapat diuari secara alami oleh alam. Dengan kata lain, sampah non organik membutuhkan waktu beratus-ratus tahun untuk terurai, bahkan beberapa diantaranya tidak dapat terurai dan justru akan mencemari air tanah degan zat-zat kimia berbahaya. Tahukah anda penggunaan kemasan sterofoam yang belakangan ini marak digunakan membutuhkan waktu 500 tahun untuk terurai ?. Batu baterai yang kita buang tidak dapat terurai oleh tanah malah justru akan mencemari air tanah dengan zat timbal yang berbahaya bagi mahluk hidup dalam jangka panjang.
 
Aksi Reaksi Manusia dan Alam
Berangkat dari beragam permasalahan tersebut, maka muncullah suatu gerakan kepedulian terhadap lingkungan yang dikenal sebagai Hari Bumi Sedunia dan jatuh setiap tanggal 22 April. Makna dari gerakan tersebut adalah untuk mengajak manusia lebih bijak terhadap bumi dimana mereka berpijak. Kelangsungan hidup manusia bergantung pada kesantunan manusia terhadap alam.
Jadikan momen ini sebagai titik awal memulai gerakan peduli bumi sebagai wujud kecintaan kita terhadap lingkungan.
Menurut hukum aksi reaksi Newton, to every action thereis always opposed an equal reaction, Setiap aksi selalu ada reaksi dengan arah yang berlawanan dan jumlah yang sama besar. Intinya adalah ketika kita memberi aksi pada suatu benda maka pasti akan ada reaksi dengan besar yang sama dari benda tersebut. Sama halnya dengan alam, ketika kita memberikan aksi positif, dia juga akan memberikan reaksi yang positif yang mengarah kepada manusia. Ketika kita seenaknya mengotori lingkungan, tidak menghargai lingkungan, mengeksploitasi alam habis-habisan, sangatlah mungkin alam memberikan reaksi yang sama negatifnya dengan yang kita berikan.

Ayo Bergerak !
Cermin rasa cinta terhadap bumi pada perilaku kita setiap hari. Mulai dengan cara sederhana melalui 3R : Recycle ( mendaur ulang ), Reduce ( mengurangi penggunaan ) dan Reuse ( pemakaian kembali ). Daur ulang sampah rumah tangga organik menjadi kompos sebagai pupuk untuk tanaman di halaman rumah, kurangi penggunaan listrik dengan menggunakan perangkat yang hemat energi, dan gunakan kembali plastik yang anda dapatkan usai berbelanja untuk memperpanjang usia pemakaian, Tidak ada kata terlambat untuk memulai perubahan ke arah yang lebih baik demi kelangsungan hidup manusia dan kelestarian lingkungan di muka bumi. (*)