Laman

Tuesday, November 13, 2012

Sendratari Mahakarya Borobudur



Abad ke VIII masa dynasti Syailendra, saat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi orang mengira belum secanggih masa kini, arsitek Gunadharma telah mampu menjawab tantangan Raja Samaratungga untuk merancang-bangun sebuah bangunan monumental supermegah tak tertandingi sepanjang abad. Candi Borobudur adalah yang dimaksud, kita terus berpikir bagaimana mungkin pada abad itu ketika sarana dan prasarana masih serba manual tradisional ( menurut perkiraan kita ), telah bisa menghasilkan sebuah bangunan konstruksi yang seharusnya dilakukan serba mekanik bahkan dengan hightech, faktanya Borobudur telah berdiri megah bahkan sampai sekarang.


Sebuah sendratari yang menggambarkan proses berdirinya Mahakarya Candi Borobudur itu digelar di panggung Aksobya Kompleks Candi Borobudur, melibatkan 170 seniman dan seniwati berdurasi 60 menitpun juga mampu membuat terpukau ratusan pengunjung, sama takjubnya saat kita melihat bangunan Candi yang melatarbelakangi panggung pementasan.

Sebenarnya sendratari ini telah dipentaskan sejak tahun 2005, namun yang istimewa di penghujung tahun ini, pagelaran Sendratari Mahakarya Borobudur hampir semuanya melibatkan seniman lokal di kawasan Borobudur. Benar-benar sebuah trobosan positif yang diharap meningkatkan potensi seni masyarakat sekitarnya, setidaknya juga ikut meningkatkan kesejahteraan seniman-seniwati Borobudur.

Butuh waktu 5 tahun untuk melakukan transformasi dari para seniman terdahulu dari ISI Surakarta, kepada seniman seniwati Borobudur, kalau dulu 90% penari dari ISI Surakarta 10% penari Borobudur, kali ini terbalik 90% adalah seniman lokal, selebihnya memang masih dari Surakarta.

" Hampir 90% dari 170 penari adalah dari seniman lokal, sisanya 10% penari dari ISI Surakarta " demikian seperti yang dijelaskan Bambang Irianto, Kepala Unit Taman Wisata Candi Borobudur ( TWCB ).
Purnomo Siswoprasetyo, Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko ( TWCBPRB ) juga mengatakan: " Mahakarya Borobudur sudah dipentaskan 18 kali sejak tahun 2005, setiap tahun dipentaskan tiga hingga empat kali, bahkan pentas ini pernah mengundang decak kagum Superstar Holywood Richard Gere saat mengunjungi Borobudur tahun 2011 "

Sebagai pengelola dan penyelenggara Pentas Mahakarya Borobudur PT TWC Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko selalu berusaha meningkatkan kualitas seni pertunjukan yang dijual kepada para wisatawan, selalu ada kreasi dan inovasi baru di setiap pementasan, sehingga dari tahun ke tahun pagelaran yang diadakan tidak akan monoton dan membosankan.
Atraksi rutin di Candi Borobudur ini terbukti telah meningkatkan kunjungan wisatawan ke Candi Borobudur, dampak positif lainnya adalah menumbuh kembangkan seni budaya di sekitar Borobudur.
Desain koreografi yang mengeksplorasi beberapa bentuk tari teaterikal membuat pementasan, begitu hidup, energik dan dinamis, namun tidak meninggalkan unsur kelembutan khas tarian Jawa, meskipun telah dimodernisir kreasi-kreasi baru.

Gambaran adegan teaterikal rakyat Samaratungga yang tertatih-tatih membawa bongkah-bongkah pahatan  batu, kemudaian disusun menjadi sebentuk candi agung, dilakonkan begitu hidup. Sampai saat Gunadharma sebagai perancang dan pelaksana pembangunan Borobudur mengalami hambatanpun mampu tertangkap pemirsa, meskipun hal itu dilakukan dengan gerak tari, bahkan pemirsa mendapatkan imaginasi bagaimana Gunadharma saat itu dalam membangun candi bukan hal yang mudah, banyak tantangan, rintangan dan dihantam godaan berat dari kebatilan yang tidak menginginkan Candi Borobudur berdiri.
Endingnya Mahakarya itu akhirnya dapat berdiri megah, Raja Samaratunggapun  di elu-elukan rakyatnya, sebuah bukti harmoni antara kekuasaan dan rakyat, dalam kehidupan yang damai dan sejahtera. Kesimpulannya Candi Borobudur dibangun dengan harmony yang indah, bukan atas dasar penindasan kekuasaan kepada rakyatnya. Itulah pelajaran yang bisa kita petik dari Sendratari Mahakarya Borobudur.