Thursday, January 12, 2012

Aktivitas Sindoro Ramaikan Posong



TEMANGGUNG - Peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Sindoro, di perbatasan Kabupaten Temanggung dan Wonosobo ternyata tidak selalu berdampak negatif
 Merebaknya pemberitaan media terhadap aktivitas gunung Sindoro yang berstatus waspada sejak 5 Desember 2011 tersebut justru membuat obyek wisata alam Posong semakin dikenal masyarakat luas. Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga ( Disbudparpora ) Kabupaten Temanggung, Subekti Priyono mengatakan, jumlah pengunjung obyek wisata alam yang berada di lereng Sindoro itu cenderung meningkat sejak status Sindoro menjadi waspada.
" Sejak pemberitaan Sindoro santer, mungkin orang justru menjadi penasaran dan ingin tahu perkembangan aktivitas vulkaniknya, sebab gunung ini memang sudah lama tertidur. Jadi otomatis mereka tahu Posong, sehingga keberadaannya ikut terangkat " ujarnya
Dikatakannya, kebanyakan masyarakat yang ingin mengetahui kondisi dari dekat, sekaligus berwisata ke obyek wisata Posong untuk menyaksikan keindahan alam. Dari kawasan ini puncak gunung memang terlihat sangat jelas.
Lebih jauh Subekti menjelaskan, berdasarkan informasi yang diperoleh selama bulan Januari 2012 ini sudah ada beberapa kelompok masyarakat tertarik ingin mengunjungi Posong.
Jumlahnya mencapai ratusan orang, antara lain sejumlah pecinta alam dari Magelang, Bandung, Bogor, mahasiswa Universitas Negeri Semarang ( Unes ), dan komunitas kadang Temanggungan dari Jakarta.

Matahari terbit
Dia sendiri optimis, jika ke depan Posong akan semakin dikenal dan bisa berkembang dengan baik, sebab obyek wisata alam ini memiliki sejumlah keunggulan yang tidak didapat di tempat lain.
Disini wisatawan dapat menikmati berbagai panorama alam, seperti menyaksikan matahari terbit. Delapan puncak gunung  juga tampak dari dataran tinggi Posong, yakni puncak gunung Merapi, Andong, Telomoyo, Ungaran, Merbabu, Muria, Sumbing dan Sindoro.
Lainnya, ada pemandangan watu kelir, berupa deretan tebing batu sepanjang 400 meter yang diyakini terbetuk pada zaman purba. Ada juga watu mlongso, yang merupakan medan sungai mati diduga hasil erupsi Sindoro 1.000 tahun lalu.
" Untuk watu kelir dan watu mlongso sampai saat ini memang belum dapat dinikmati seutuhnya, karena masih tertutup tanaman liar. Kedepan akan kita benahi lagi agar Posong semakin menarik minat wisatawan. Posong itu sebenarnya sudah lama dikenal oleh kalangan pecinta travelling, terutama wisatawan mancanegara " jelas Bekti.  ( dit-28, Suara Kedu, Kamis 12 Januari 2012  )