Ritual Kembalinya Topeng yang Hilang
TEMANGGUNG, Angin sejuk berhembus di antara sela-sela kayu di atas panggung sederhana di Dusun Cengan, Desa Jeketro, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung. Di sanalah pada Sabtu ( 11/2 ) sore, kelompok kesenian " Panji Laras " mengadakan pertunjukan Tari Lengger Topeng.
Ratusan orang tampak menikmati setiap gerakan indah yang dipertontonkan oleh pasangan penari lelaki dan perempuan dengan iringan nada gending Jawa dari para nayaga di sudut panggung.
Pun demikian, dengan para seniman dan seniwati itu, seolah membiarkan angin bertiup mempermainkan kostum, selendang,serta rambut panjangnya.
Meski terhitung dingin, namun tak menyurutkan hasrat mereka untuk mengikuti setiap alur Tari Lengger Topeng.
Hawa dingin itu sangatlah bisa dimaklumi karena lokasi pertunjukan berada di lereng gunung. Meriahnya, membuat masyarakat pegunungan ini juga tak merisaukan jika di latar belakang raksasa Sindoro masih berstatus waspada.
" Panji Laras " memang tengah punya gawe, atas kembalinya topeng milik grup kesenian itu, yang hilang dicuri orang beberapa bulan lalu. Sedikitnya empat topeng dari keseluruhan 24 topeng telah kembali ke tempat penyimpanannya di rumah Sudarman, warga dusun Cengan desa Jeketro.
Bendahara Panji Laras Untung ( 36 ) mengatakan untuk menyambut kembalinya topeng hilang ini maka diadakan ritual dengan menggelar pertunjukan Tari Lengger Topeng.
Empat topeng tersebut adalah Kethek Putih, Kacung, Sontoloyo dan Kebogiro.
Topeng Panji Laras hilang saat dibawa dalam perjalanan dari pentas di Wonosobo menuju Jeketro. " Empat topeng itu telah dicuri orang, namun diluar nalar logis manusia pada malam Jum'at Kliwon empat topeng inti ini tiba-tiba sudah kembali di kotak penyimpanan " jelas Untung penuh heran.
Dia menuturkan grup kesenian di desanya memang telah ada sejak puluhan tahun silam, Topeng lengger itu adalah warisan dari para leluhur desa Jeketro.
Hingga kini kesenian berupa Lengger dan Kuda Lumping masih terpelihara dengan baik. Regenerasi terus digalakkan demi upaya nguri-uri budaya asli Tanah Air.
Terkait tari Lengger Topeng, dari namanya orang sudah bisa menerka bahwa tarian ini menggunakan topeng.
Lengger sendiri jika dirunut sejarahnya konon sudah ada sejak zaman kerajaan Kediri, dan terus lestari hingga saat ini.
Di beberapa daerah di Jawa Tengah tarian tersebut kemudian dikembangkan sesuai karakter daerah masing-masing.
Pada zaman Walisongo oleh Sunan Kalijaga tari Lengger Topeng kemudian digunakan sebagai media dakwah. Lengger dari kata " Elling yo Ngger " ( ingat ya nak = bhs Jawa ), tarian yang mengajarkan untuk selalu ingat kepada Tuhan YME.
Lengger sudah ada sejak zaman nenek moyang yang lebih dikenal dengan sebutan ronggeng.
Lengger biasa di pentaskan usai panen hasil pertanian, karena memang alur cerita menggambarkan makna kesuburan. Lengger muli populer sejak zaman kerajaan-kerajaan masa lalu di Jawa, dalam perjalanan waktu kemudian berperan sebagai media penyebaran agama Islam. ( Sumber: JBSM-ad/ Wawasan 13 Februari 2012 dengan sedikit editing )