Bung Karno tak mau disembah-sembah
Suatu hari seorang petani datang menghadap Bung Karno di istana Bogor, ia mempersembahkan oleh-oleh hasil pertaniannya berupa sebuah labu dan beberapa umbi talas. Bung Karno sangat terharu dan matanya berkaca-kaca menerima persembahan tulus dari petani yang polos itu, beliaupun meminta petani itu agar tidak bersujud di depannya, dan mengajaknya berdiri sama tinggi dengan beliau, " Saya jadi tak enak hati kalau bapak seperti itu, ayolah berdiri, karena saya juga manusia biasa seperti bapak "
Pesawat Kepresidenan Bung Karno
Siapa sangka kalau pesawat kepresidenan Bung Karno ini hampir mirip gerbong barang kereta api kelas ekonomi, namun demikian Bung Karno sangat menikmati setiap perjalanan dengan pesawat itu, tidak seperti pesawat kepresidenan saat ini yang dilengkapi fasilitas yang serba mewah dan dibeli dengan uang negara ratusan miliard, pesawat pertama Bung Karno inipun persembahan dari rakyat Atjeh.
Mobil Bung Karno
Salah sangka kalau anda mengira mobil para presiden itu semua mewah, mobil Bung Karno ternyata seperti mobil orang kebanyakan, kalau para pejabat maupun anggota DPR saat ini berlomba-lomba mengkoleksi mobil mewah, tidak demikian halnya dengan Bung Karno, dalam sebuah perjalanan mobil presiden inipun mogok, maka terpaksa Bung Karno memanggil montir setempat, beliaupun menunggui sang montir memperbaiki mobilnya di pinggir jalan, hari gini mana ada pejabat yang mau seperti itu.
Sepeda Santai Ala Bung Karno
Memang Bung Karno orang yang romantis, di sela-sela kesibukannya sebagai seorang kepala negara, saat senggang beliaupun menyempatkan diri mengajak Bu Fatmawati untuk bersantai menaiki sepeda mencari angin, sambil menyapa rakyatnya yang ditemui dalam perjalanan.
Temanggung pada suatu ketika
" Kemarin adalah kenangan, kini adalah kenyataan, dan esok adalah harapan " demikian mutiara kata dari orang bijak, suka atau tidak suka kita adalah bagian dari masa lalu, meski terkadang kita tidak tahu masa sebelum kita, hanya karena tak ada yang bertutur, atau karena kita tidak mengalaminya, namun bagi seorang pelaku masa lalu adalah kenangan yang tergores dengan tinta emas yang tak terhapuskan dari ingatan.
Ada sebuah harapan dari para pendahulu, agar generasi berikut mengetahui catatan emas dari masa lalu, sekedar menyambung benang merah untuk pijakan yang bijak dalam meneruskan dan membangun hari esok, berikut ini kami sengaja menyajikan kenangan itu, untuk kita renungkan, dengan suatu harapan semoga berguna, setidaknya menginspirasi kita, itu saja.
Desember 1949, Letkol Achmad Yani ( Jend. Achmad Yani ) saat berkunjung ke Temanggung, menemui para pejuang di pertigaan Jl S. Parman - Jl R. Suprapto - Jl Diponegoro ( sekarang )
" Tentara masuk Kota "
Para pejuang berhasil menguasai kota Temanggung, nampak iring-iringan truck dan kendaraan lapis baja di Jl S. Parman ( sekarang ), kendaraan itu mereka rebut dari tangan Belanda tahun 1949
" Tentara masuk Kota "
Para pejuang memasuki kota Parakan, di Jl Diponegoro ( sekarang ) masyarakat menyambut gembira dan mengelu-elukan para pejuang yang kembali medan pertempuran 1949.
" Bung Karno "
Di Alun-alun kota saat membakar semangat perjuangan masyarakat Temanggung tahun 1951
" Bung Karno "
Didampingi Bupati R. Soemarsono Notowidagdo saat mengunjungi Temanggung tahun 1951
" Saksi Sejarah "
Di jembatan kali Progo Kranggan Temanggung ini sekitar 1.600 pejuang dibantai oleh Belanda tahun 1948 - 1950
" Saksi Sejarah "
Ex Gedung IVG di Jl Setiabudi ( sekarang ) Temanggung, di tempat ini para pejuang ditahan sebelum dieksekusi di jembatan Progo, kini gedung ini telah rata dengan tanah
" Saksi Sejarah "
Jembatan Jengkiling yang diruntuhkan dengan bom oleh para pejuang untuk menghambat pergerakan Belanda, sekarang telah digantikan jembatan baru
" Saksi Sejarah "
Stasiun Kereta Api Temanggung tempat para pejuang berangkat dan kembali dari front pertempuran, sekarang menjadi Gedung Juang '45
Bupati Temanggung dari masa ke masa
1.RADEN TUMENGGUNG ARIO DJOJO NEGORO 1834-1848
2.RADEN ADIPATI ARIO HOLAND SOEMODILOGO 1848-1878
3.RADEN TUMENGGUNG HOLAND SOEMODIRDJO 1878-1882
4.RADEN TUMENGGUNG TJOKROATMODJO 1882-1906
5.RADEN MAS ADIPATI ARIO TJOKROADIKOESOEMO 1906-1923
6.RADEN MAS ADIPATI ARIO TJOKROSOETOMO GSGGSt 1923-1943
7.RADEN TUMENGGUNG SINGGIH HADIPOERO 1943-1945
8.RADEN TUMENGGUNG MAKTAL DIPODIRDJO 1945
9.RADEN SOETIGWO 1945-1949
10.RADEN SOEMARSONO NOTOWIDAGDO 1949-1953
11.MAS KARTONO 1953-1957
12.RADEN SOEDARSO 1957-1960
13.RADEN SAID MANGOENSOEDIRO 1960
14.RADEN NGABEHI SENO PRODJOROEMOKSO 1960-1964
15.MASJCHUN SOFWAN, SH 1964-1978
16.Drs. H. JACUB 1978-1983
17.Drs. H. SRI SOEBAGJO 1983-1993
18.Drs. H. SARDJONO SH. CN 1993-2003
19.Drs. TOTOK ARY PRABOWO 2003-2006
20.Drs. MUHAMMAD IRFAN 2005-2008 (WABUP 2003-2006)
21.Drs. HASYIM AFANDI 2008-2013
Ir. BUDIARTO, MT ( WAKIL BUPATI ) 2008-2013