Monday, December 12, 2011

Sindoro disayang, Sindoro meradang

                                                                                                                                                                       
Sejak bulan November ini Pos pengamatan Gunung Sindoro yang terletak di desa Gentingsari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung Jawa Tengah mendadak ramai dikunjungi orang dari berbagai penjuru, ingin melihat dari dekat keadaan Sindoro, gunung yang selama ini disayang karena panorama keindahannya, tanahnya yang subur di lereng gunung itu telah memberikan kehidupan dari aneka hasil pertanian, terutama tanaman tembakau yang pada bulan-bulan terakhir ini baru saja memberikan panen emasnya, namun di bulan terakhir ini juga tepatnya mulai Oktober 2011 gunung Sindoro mendadak meradang, karena semakin meningkat aktifitas  vulkaniknya, dengan munculnya kawah-kawah baru yang tak terhitung jumlahnya, sejak 2 Desember 2011 terjadi peningkatan suhu dan keluarnya asap-asap fumarol yang merambat ke puncak.
Dan sejak Senin malam 5 Desember 2011 dari status normal ditetapkan menjadi Waspada II.

Friday, November 18, 2011

Persembahan Fariz RM untuk Temanggung

Ada yang istimewa di perayaan Hari Jadi ke 177 Kabupaten Temanggung Selasa ( 15/11 ) malam. Ucapan selamat kepada daerah penghasil tembakau ini tidak hanya datang dari khalayak, tapi juga dari pemusik Fariz RM.
Sebagai sosok seniman musik serbabisa, tentu bukan sekedar kalimat biasa. Seorang Fariz Rustam Munaf mempersembahkan sebuah konser yang meriah. Suaranya yang khas seolah mengajak ratusan penonton yang mayoritas di atas usia 40 tahun untuk mengenang masa muda mereka.
Tidak kurang delapan lagu dinyanyikan Fariz, yang malam itu diringi tiga musisi muda, Jantan Gerhana Surya ( drum ), Ahmad Oktaviansyah ( bass ), dan Rio ( keyboard ), untuk mengiringinya.
Tembang " Penari " mengawali konser. Berturut-turut karya ciptaan Fariz bertitel "Sungguh" serta " Hasrat dan Cinta ",   di gedung Graha Bhumi Phala. Disusul kemudian sebuah lagu berlirik menggelitik " Senam Kampung ".

Festival Budaya Temanggung 2011


10 Nopember 2011, usia Kabupaten Temanggung genap 177 tahun, ada yang istimewa dalam peringatan menyambut hari jadi pada tahun ini, serangkaian acara digelar mulai 1 September 2011 sampai akhir Nopember nanti, mulai dari aneka lomba, aksi sosial dan aneka hiburan rakyat, membuat Temanggung semakin semarak di usia yang makin tua.
Sebuah agenda rutin yang banyak menarik perhatian masyarakat adalah Festival Budaya yang di gelar pada 30 Oktober 2011, aneka kesenian dipentaskan sepanjang  Jl S. Parman  depan Bank Jateng sampai dengan Jl MT Haryono depan BRI Unit Temanggung II, dan juga aneka kuliner khas Temanggung menjadi suguhan yang tak kalah menarik.

Monday, November 7, 2011

Ekskavasi Situs Cagar Budaya Liyangan


November 2011,  Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala  ( BP3 ) berencana akan melanjutkan penggalian arkeologis atau ekskavasi situs cagar budaya Liyangan desa Purbosari kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung, kita banyak berharap dengan ekskavasi ini akan mengungkap sejarah keberadaan nenek moyang orang Temanggung yang terkubur material lava Sindoro ratusan tahun lalu.
Kapokja Publikasi BP3 Jawa Tengah Wahyu Kristanto dalam sosialisasi kepurbakalaan di Temanggung yang baru lalu memastikan rencana itu akan dilaksanakan paling cepat akhir November 2011 atau paling lambat awal Januari 2012.

Tuesday, October 25, 2011

Sampah jangan dipandang remeh


Siapa bilang sampah adalah barang tidak berguna, tidak punya nilai jual, dan untuk urusan barang remeh ini tidak perlu keluar uang, itu adalah paradigma jaman baheulak, sadar atau tidak sampah sekarang dianggap menjadi problem semua orang, jadi biang kerok hampir di semua kota, padahal kalau kita instropeksi sebenarnya biang keroknya adalah produsen sampahnya atau kita sendiri sebagai penghasil sampah terbesar di permukaan bumi ini.
Ketika sampah ini sudah menjadi problem maka pemerintah baru terperangah, gagap menanggapi persoalan ini, maka dicarilah terobosan, inovasi untuk menangani secara pintar, bahkan untuk hal ini tidak sedikit dana yang dibutuhkan, nah ! siapa bilang sampah adalah barang remeh.


Sunday, October 9, 2011

Di Posong Aku Menantimu



Enam bulan lalu ketika saya melintasi jalan yang membelah Gunung Sindoro dan Sumbing  dari Temanggung menuju ke arah Wonosobo mendadak tertegun di pemberhentian desa Tlahap Kledung, ada sebuah papan penunjuk arah ke sebuah tempat yang sepertinya baru saya dengar, sudah beberapa lama saya tidak melewati jalan itu, pikir saya mumpung lagi berada disitu sekalian saya ingin menengok barang sejenak, juga untuk menuruti rasa penasaran "  Posong " apakah itu.
Menelusuri jalan desa Tlahap menuju lokasi sepanjang kurang lebih 3,50 Km dari jalan Temanggung  - Wonosobo disambut dengan keramahan khas masyarakat pedesaan di lembah Sindoro itu, murah senyum bahkan tak segan-segan meminta saya untuk mampir, kesempatan itu saya gunakan untuk bertanya dimana lokasi Posong itu. mereka dengan suka cita menunjukkan tempat yang ingin saya tuju.

Thursday, October 6, 2011

Eksotika si Hitam Mulus


Suatu hari saya diajak makan siang oleh temanku di sebuah rumah makan cepat saji, teman saya itu memesan ayam bakar, sedangkan saya biar tidak dianggap menggunakan aji mumpung memilih telor dadar saja.
Lalu kami bermain tebak-tebakan klasik seperti yang sering kami lakukan pada masa kanak-kanak " dahulu mana ayam sama telor " tidak berapa lama tebakanpun terjawab, ternyata telor milik saya lebih dahulu tersaji, jadi lebih dulu telor dari pada ayam,  memang prosesnya lebih cepat menghidangkan telor dadar dari pada ayam bakar.

Tapi kali ini saya tidak ingin bercerita tentang ayam bakar, karena tanpa dibakarpun ayam ini sudah hitam legam, dan kalau dihidangkan dimeja makanpun tidak akan menarik,  mau menarik bagaimana wong penampilannya saja terkontaminasi warna hitam, sekedar tahu saja daging, darah dan tulang ayam ini berwarna hitam, hingga kalau dibuat opor maka kuahnyapun akan berwarna hitam, tidak akan mengundang selera, itulah yang khas dari " Ayam Kedu " hitam atau ayam cemani.
 

Sunday, October 2, 2011

Jajan Pasar bikin Penasaran

Kalau kebetulan anda bertandang ke kota Parakan cobalah sesekali mampir ke Pasar Ento, letaknya  sekitar seratusan meter dari pertigaan Galeh ke arah barat melewati Pecinan, ada sebuah gang kecil menuju kampung Sebokarang disitulah letaknya pasar legendaris di kota kecil lereng Sumbing - Sindoro.
Jangan pernah anda berpikir akan menjumpai pasar modern yang serba wah !, karena pasar Ento ini hanya sebuah lokalisasi pedagang kaki lima yang mengkhususkan jualan aneka jajanan pasar, memang dahulu pasar ini pernah di pindahkan ke dekat eks stasiun kereta api, karena dianggap mengganggu ketertiban kota, namun hanya bertahan beberapa saat saja, setelah itu para pedagang kembali lagi, habis sudah terlanjur banyak pelanggan di tempat itu.
Sedikit saya ingatkan bila anda bermaksud kesana jangan terlalu siang, karena pasar ini  mulai  jam 05.00 pagi sudah ramai dan sekitar jam 10.00 sudah bubar, memang masih ada satu dua pedagang yang masih mangkal, cuma jajanan yang ada tentu saja sudah tidak sekomplit kalau pagi.
Aneka jajan pasar khas Temanggungan tersedia disana, mulai dari lauk pedamping makan nasi seperti buntil, pelas, rempah, tahu cokol dll, bahkan makanan yang aneh-aneh namanyapun ada seperti ndog gludug, ndog bulus, ndas borok, rondo kemul dan masih banyak lagi.

Makan khas Temanggungan memang banyak sekali macamnya, ayo kita telusuri saja mulai dari makanan yang berat-berat ( membuat kenyang ) sampai yang ringan ( cemilan ) atau makan yang aneh-aneh, tentu saja semua enak dimakan, dan kalau sudah kenal dijamin akan ketagihan.

Thursday, September 22, 2011

Srintil Sang Primadona


" Sri kapan kowe mulih, kowe lungo ora bali-bali " sepenggal syair tembang campursari yang akrab di telinga orang jawa, lagu yang menggambarkan pengharapan kepada perempuan bernama Sri primadona desa, adat yang berlaku di desa kalau ada seseorang yang bernama Sri ketika masih kecil maka ia acapkali mendapat paraban atau panggilan akrab Srintil.

Kali ini saya tidak akan cerita mengenai seorang perempuan, tapi tentang Srintil  primadona yang didambakan para petani tembakau  di wilayah Temanggung, mendapatkan Srintil kata orang seperti kejatuhan ndaru, pulung, keberuntungan, hasil yang menakjubkan dari lembaran daun mengandung nekotin yang bernama tembakau.  
Srintil adalah fenomena alam yang mengubah daun tembakau membusuk dalam pemeraman sehingga menghasilkan aroma harum, manis seperti madu, wangi seperti buah salak yang matang, tembakau yang menjadi srintil berwarna hitam kebiruan menggumpal seperti aspal, lalu terurai menjadi serpihan kecil semrintil. lalu disebutnya srintil.

Wednesday, September 14, 2011

Pesona gunung kembar SuSi




Jangan ber-imaginasi yang tidak-tidak dulu tentang gunung kembar SuSi, gunung kembar SuSi adalah Sindoro dan Sumbing, dua buah gunung yang bagian lerengnya berada di wilayah Kabupaten Temanggung, berbatasan dengan Kabupaten Wonosobo, Banjarnegara, Magelang dan Purworejo.
Mendaki Sindoro - Sumbing adalah tradisi yang sudah lama dilakukan masyarakat Temanggung, khususnya pada tanggal 1 Syuro dan malam 21 Puasa, namun sekarang banyak dilakukan oleh banyak orang dari luar Temanggung, memang gunung kembar SuSi sangat mempesona dan menantang.

Cerita lain dibalik kerusuhan Temanggung


Ini cerita tentang apa yang aku saksikan, memang cerita lama, sudah basi, mungkin itu yang ada dalam pikiran anda, tapi barangkali saja diantara liputan para pengkabar terdahulu ada yang terlewat, kali ini akan aku lengkapi dari sisi lain yang luput dari liputan.

Selasa pagi, 8 Februari 2011 pukul 07.30 seperti biasa aku melintasi jalan Jenderal Sudirman menuju tempat kerja, memang belakangan pada awal tahun ini di Temanggung khususnya di Jenderal Sudirman depan Polres mendadak terjadi pemandangan tidak biasa, karena setiap pagi pada hari Selasa dan Kamis terdapat beberapa mobil Dalmas bahkan Panser berikut personil Polisi/ Brimob bersiaga disitu, lalu lintas pagipun sedikit terganggu dan agak macet, tapi itu sudah biasa karena di jalan lainpun pada saat jam berangkat sekolah juga padat merayap.

Friday, September 9, 2011

Prasasti Gondosuli

Prasasti Gondosuli


Prasasti Gondosuli berada di tengah hamparan ladang tembakau lereng Gunung Sumbing, tembakau berkualitas tinggi adalah pertanian khas yang menjadi komoditas warga Temanggung, untuk ke lokasi situs candi Gondosuli di Desa Gondosuli Kecamatan Bulu harus menempuh jarak sekitar 12 Km dari pusat kota Temanggung, tepatnya dari lokasi RSK Ngesti Waluyo Parakan berjalan kearah selatan menyusuri jalan di lereng Gunung Sumbing lebih kurang 3 Km, akses ke lokasi sangat mudah karena jalan telah mulus beraspal sambil menikmati panorama alam yang indah, sejauh mata memandang adalah hamparan ladang pertanian seperti permadani hijau, nun jauh disana terlihat kota Parakan terletak di ujung kaki Gunung Sumbing.
Prasasti Gondosuli dipahatkan berupa sepuluh baris huruf Jawa Kuno dalam bahasa Melayu Kuno  diatas bidang berukuran 103 Cm x 54 Cm pada sebuah batu besar panjang 290 Cm lebar 110 Cm tinggi 100 Cm, menempati areal seluas 4.992 M, dilihat dari bentuk tulisannya hampir menyerupai prasasti-prasasti Sriwijaya di daerah Sumatera.

Thursday, September 8, 2011

Petilasan Nujum Mojopahit




Sebuah petilasan berada di ketinggian 2.100 meter dari permukaan laut (dpl) dan berada di lereng Gunung Sindoro tempatnya di Desa Tegalrejo, Kecamatan Ngadirejo. Jaraknya hanya sekitar 26 km dari barat laut kota Temanggung. berdekatan dengan petilasan tersebut terdapat sebuah mata air yang merupakan hulu Sungai Progo  yang bernama Umbul Jumprit, sejak awal 1980 mulai banyak pengunjung yang ingin berziarah ke petilasan yang konon adalah makam Ki Jumprit atau melakukan ritual mandi kungkum di Umbul Jumprit.

Thursday, September 1, 2011

Kisah tentang Batu Jepang



Sebuah prasasti ditulis dengan huruf Kanji dalam bahasa Jepang  berbunyi " Wampo Daiwa Daigetzu " yang artinya Seluruh Dunia Sekeluarga ini mempunyai kisah tersendiri.
Kisah yang tak lepas dari kepahlawanan seorang Bambang Soegeng, beliau adalah seorang prajurit TNI dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal, pernah memimpin pasukannya di Temanggung saat Agresi Militer I ( 1947 ) dan Agresi Militer II ( 1949 ).
Bambang Soegeng adalah bekas Dai Danco Peta, pada September 1945 merintis pembentukan Badan Keamanan Rakyat ( BKR ) di Temanggung dengan kekuatan satu setengah kompi, sedangkan anggota-anggotanya adalah bekas anggota Peta, Heiho dan KNIL.


Mistery Situs Liyangan



Tahun 2008 masyarakat Temanggung tiba-tiba saja dikejutkan dengan adanya sebuah penemuan candi lagi, di sebuah penambangan pasir tidak jauh dari candi Pringapus, tepatnya di Dusun Liyangan, Desa Purbasari Kecamatan Ngadirejo sekitar 20 kilometer arah barat laut dari kota Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Sunday, August 21, 2011

Setan Jengkiling

Jembatan Jengkiling



Maret 1950, pukul 15.00 anak-anak Tentara Pelajar ( TP ) dibawah Sutarto mendapat informasi penting, bahwa pasukan Belanda anak buah Van Der Zee diperkirakan 2 regu sekitar 30 orang  akan mengadakan patroli melewati route yang biasa mereka lalui, yaitu berkeliling Kandangan dan akan kembali ke Temanggung melewati Maron. 

Wednesday, August 10, 2011

Legenda Bambu Runcing dari Parakan


 Para pejuang memasuki kota Parakan  1945




Parakan 27 September 1945, para pemuda yang tergabung dalam Badan Keamanan Rakyat ( BKR ) mendapat informasi bahwa tentara Dai Nippon dari Magelang akan menyerbu dan membumihanguskan kota Parakan, untuk membalas dendam atas kematian 3 orang tentara Jepang yang tewas disergap BKR-AMRI di Parakan, beruntung pada saat yang mencekam itu Pasukan Inggris datang ke Indoinesia untuk melucuti persenjataan Tentara Jepang.
Namun keberuntungan itu tak berlangsung lama, karena para pejuang harus menghadapi musuh baru yaitu tentara Inggris yang membawa pasukan khusus Gukha dan tentara dari NICA ( Belanda yang membonceng Inggris )

Tuesday, August 9, 2011

Pendopo Kabupaten Temanggung pernah dilahap api

Pendopo Kabupaten Temanggung

Setelah Raden Temenggung Danuningrat Bupati Magelang wafat Pemerintah Hindia Belanda menunjuk Raden Mas Arijo Danoekoesoemo sebagai Waarnemend Regent van Magelang atau Bupati sementara daerah Magelang dan Raden Ngabehi Djojonegoro sebagai Waarnemend Regent van Menoreh atau Bupati sementara daerah Menoreh, kemudian penetapan keduanya oleh Komisaris Jenderal Hindia Belanda No.11 pada tanggal 7 April 1826.

Jembatan Kali Progo yang menyimpan mistery

Tabur Bunga di Jembatan Kali Progo 




Kali Progo sebuah sungai yang bermataair di Jumprit Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung Jawa Tengah Indonesia, termasuk sungai yang tidak biasa di pulau Jawa, karena diantara beberapa sungai mengalir ke laut Jawa, sedangkan Kali Progo mengalir ke Samudera Indonesia, sepanjang 200 Km menyusuri wilayah Kabupaten Temanggung, Magelang, Sleman, Kulon Progo dan Bantul hingga akhirnya bermuara di Samudera Indonesia.
Di tahun 1948 - 1949 sungai ini pernah berwarna merah mengalirkan darah para pejuang, jembatan yang dibangun diatasnya pada tahun 1900 adalah saksi bisu peristiwa mengerikan itu, saat tentara Belanda putus asa menghadapi perlawanan hebat dari putra-putra terbaik Temanggung, akhirnya Belanda melakukan aksi diluar aturan peperangan.