Selasa ( 25/9 ) menjelang subuh dini hari titik api di gunung Sindoro sudah tidak telihat lagi, mendekati siang hari petugas pemadaman mulai turun gunung, mendadak terlihat lagi kepulan asap. Petugaspun mengurungkan niatnya untuk istirahat pulang, mereka harus naik lagi memadamkan bara api yang tersisa di tonggak-tonggak kayu.
Belum juga hilang rasa lelah, belum juga usai memadamkan api di gunung Sindoro, siang itu juga pukul 11.00 siang Petugas di Resor Pemangku Hutan ( RPH ) Kecepit melaporkan bahwa Petak 20 punggung gunung Sumbing terbakar. Menyusul kemudian laporan dari BKPH Candiroto bahwa petak 1 Gunung Prahu juga terdapat titik api.
Dilaporkan juga bahwa Petugas dari Anggrung Gondok Wonosobo tengah melakukan upaya pemadaman, sementara itu personil RPH Kecepit masih konsentrasi pada pemadaman di RPH Kwadungan Gunung Sindoro, direncanakan setelah Sindoro benar-benar padam mereka akan menyusul ke dua gunung tersebut.
" Sampai dengan saat ini kami juga belum tahu berapa luasan yang terbakar, tapi berdasarkan laporan vegetasi tanamannya berupa alang-alang " demikian Iwan Setiawan, Administratur Perhutani KPH Kedu Utara menjelaskan " Keseluruhan yang terbakar 95% berupa vegetasi alang-alang yang dalam kondisi sangat kering, lainnya vegetasi rimba campur, dan sedikit pohon yang rusak akibat kebakaran, dan saat ini kami masih menunggu informasi lebih lanjut dari gunung Prahu " lanjut Iwan.
Sepanjang musim kemarau tahun 2012 ini, di wilayah Kesatuan Pemangku Hutan ( KPH ) Kedu Utara, telah terjadi 95 kali kebakaran, yang mengakibatkan kerusakan hutan seluas 704,82 hektar lebih banyak dari tahun lalu, dengan perhitungan kerugian sampai dengan September ini mencapai Rp 2,30 miliard, belum termasuk kebakaran di petak 10 dan 11 Gunung Sindoro selama 3 hari terakhir. Tahun lalu kerugian hanya di kisaran Rp 100 juta.
Luasan kebakaran terjadi selama tahun 2012 tersebar di 59 petak di wilayah Gunung Sumbing, Gunung Sindoro, Gunung Telomoyo, Gunung Andong dan Gunung Prahu, yang berada pada RPH Temanggal BKPH Magelang, RPH Anggrung Gondok - RPH Sigedang - RPH Dieng ( BKPH Wonosobo ), RPH Jumprit - RPH Kwadungan - RPH Kemloko ( BKPH Temanggung ), RPH Srandil - RPH Pagergunung ( BKPH Ambahrawa ), dan RPH Kenjuran ( BKPH Candiroto ).
Kendala dalam pemadaman yang dialami para petugas adalah, upaya yang dilakukan hanya dapat dengan cara konvensional, karena medan yang berat yaitu berada di jurang-jurang yang curam sehingga tidak bisa dilalui kendaraan pemadam kebakaran atau alat modern lainnya, serta kencangnya angin yang membuat api cepat besar dan menjalar.
Namun dengan dengan usaha yang tidak kenal lelah, dan tanggung jawab besar untuk menyelamatkan hutan lindung, lambat laun titik-tik api di Gunung Sindoro mengecil dan padam, hanya tinggal Gunung Sumbing yang masih memprihatinkan, dan masih dalam usaha pemadaman yang serius, serta Gunung Prahu yang belum jelas kabarnya.
Tercatat sedikitnya 65 orang petugas gabungan dari RPH Kecepit, Kemloko, Kwadungan, Jumprit dibantu Polmob Kedu Utara serta puluhan warga dari desa terdekat bahu-membahu menyelamatkan kawasan hutan lindung tersebut.
Sepantasnya kita berikan apresiasi kepada mereka yang telah berbuat banyak untuk negeri ini, apa jadinya kalau kawan hutan di gunung-gunung tersebut gundul, tentu saja bencana kekeringan, hilangnya mata air, bahkan bahaya longsor akan menimpa penduduk di kaki gunung itu.
Dan yang tak kalah penting adalah setelah kebakaran ini, jangan ada lagi orang yang tak bertanggung jawab dengan seenaknya membuang puntung rokok yang masih menyala, atau sengaja melakukan pembakaran untuk kepentingannya sendiri, itu harus dicegah. Upaya reboisasi juga sangat penting, dan setelah itu ditindak lanjuti dengan pelestariannya.