Saturday, October 20, 2012

Ada Meteor Garden di Wonotirto Temanggung



Jum'at 11 Mei 2001, hari masih pagi sekitar pukul 08.30 di lereng Gunung Sumbing, belasan warga Desa Wonotirto Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung tengah melakukan aktifitas sehari-hari di ladang tembakau, tiba-tiba mereka dikejutkan suara gemuruh disertai ledakan keras menyusul 2 buah benda jatuh dari langit, setengah jam kemudian hal itu terjadi lagi, sebuah benda serupa jatuh di jalan desa 1 Km dari permukiman penduduk, tentu saja hal tersebut mengundang rasa penasaran para penduduk desa Wonotirto. 
Ternyata hanya benda berbentuk batuan sebesar kepalan tangan orang dewasa, diantara warga yang menyaksikan kejadian tersebut segera melapor kepada perangkat desa, laporanpun berlanjut hingga ke tingkat Kabupaten.


Untuk keperluan penelitian maka benda langka itu dibawa ke Institut Sains dan Teknologi Akprind Yogyakarta, misteripun terkuak, benda jatuh itu adalah sebuah meteor, memang ini sebuah peristiwa langka terjadi di Jawa, setelah berselang 17 tahun pasca jatuhnya meteor di Desa Jumapolo Kabupaten Karanganyar pada tahun 1984. Menurut Rektor IST Akprind, Ir Sudarsono, MT, setiap tahun rata-rata ada 150 meteorit jatuh ke bumi, namun meteorit yang jatuh di Desa Wonotirto tersebut mempunyai catatan sejarah tidak seperti yang lain.   



Untuk mengabadikan peristiwa jatuhnya meteor tersebut Pemerintah Kabupaten Temanggung kemudian membangun Monumen Meteorit Wonotirto di jalan desa menuju puncak Sumbing yang diresmikan pada tanggal 18 Februari 2002, dengan maksud agar bisa dijadikan tempat wisata pendidikan. Sebuah monumen berbentuk replika batu meteorit di tengah taman ( Meteor Garden ) yang indah di lereng Gunung, dari lokasi itu kalau kita memandang ke  arah bawah yang terlihat adalah hamparan panorama menakjubkan terbentang di kaki gunung.  Museum Rekor Indonesia ( MURI ) menempatkan monumen ini sebagai satu-satunya monumen jatuhnya meteor di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara.

Kini setelah sekian lama batu meteorit itu disimpan oleh IST Akprind Yogyakarta, pada hari Senin 3 Mei 2010 dikembalikan ke Pemerintah Kabupaten Temanggung, serah terima dilakukan oleh Rektor IST Akprind Ir. Sudarsono, MT  kepada Bupati Temanggung Drs Hasyim Afandi.
Usai serah terima batu meteorit, kemudian dilanjutkan kunjungan ke Monumen Meteorit Wonotirto tempat jatuhnya benda angkasa tersebut, rombongan yang datang dari Yogyakarta saat itu didampingi oleh Wakil Bupati Ir. Budiarto, MT, Sekretaris Dearah Drs Bambang Arochman, MM dan jajaran SKPD Kabupaten Temanggung.

Untuk sementara ini batu meteorit Wonotirto masih di simpan di Kantor Bupati Temanggung, sehingga timbul pemikiran dan gagasan baru, untuk melengkapi tujuan wisata pendidikan perlu kiranya dibangun Gedung Planetorium Mini dengan prinsip-prinsip yang mengedepankan pengetahuan dan keilmuan tentang meteor serta benda-benda angkasa lainnya, di dalam museum itu akan diletakkan meteorit asli secara permanen dengan sistem pengamanan secara khusus. Meteorit Wonotirto adalah satu-satunya yang mempunyai nilai sejarah dengan adanya catatan waktu, tempat, saksi dan peristiwa bagaimana benda angkasa itu jatuh. Sejarah yang juga melengkapi catatan di Museum Rekor Indonesia.