Lihatlah airmataku
Ya Tuhan Yang Maha Pengasih
Bercerita tentang duka
Dan kehancuran
Setiap tetes mengandung arti
Dari derita yang menekan
Tlah lama aku mencoba
Namun tak mampu jua
Tuhan tolong hapuskan airmataku
Tiada satupun yang dapat melakukannya
Dari derita ini
Dari dalamnya dosa
Hanya Engkau Yang Kuasa
Menghentikan setiap tetes airmata
Menghentikan setiap tetes airmata
Lihatlah airmataku
Berderai penuh kepedihan
Kucoba tuk mengehentikannya
Namun tak mampu jua
Sebuah lyrik lagu "Lihat Air Mata" yang dipopulerkan oleh penyanyi Grace Simon pada era 80an, lagu yang sentimentil, melankolis, ungkapan dari sebuah perasaan tak berdaya. Memang dalam keadaan tidak berdaya, emosi yang keluar biasanya lebih terasa plong bila diungkapkan dengan tangis. Tangisan dan mengeluarkan airmata bukan hanya monopoly kaum perempuan, kaum lelakipun kadang juga bisa menangis, meskipun sementara pendapat bahwa menangis selalu diidentikkan dengan kaum Hawa, sebuah mitos menyebutkan bahwa kaum perempuan memang ditakdirkan sebagai mahluk yang melankolis dan mudah menangis. Terlebih saat merasa sebal, galau, terharu, sedih dan sebagainya, bahkan tertawapun bisa sampai menangis. Dan terkadang juga tangisan hanya sebuah sandiwara untuk mencapai maksud tertentu, ini lebih dikenal dengan airmata buaya. Terlepas dari ilustrasi ini ternyata mengeluarkan airmata mempunyai sejumlah fungsi dan manfaat.