Monday, February 11, 2013

Boyongan Pasar Legi Parakan


Ada yang menarik di hari Minggu ( 27/01/2013 ) di sekitar Pasar Legi Parakan, hilir mudik angkutan pick up bak terbuka dan pedagang sangat sibuk, memang hari itu batas akhir Boyongan Pasar Legi Parakan, pasar yang punya legenda tersendiri di hati masyarakat Parakan, mulai Kamis 24 Januari 2013 setelah para pedagang menggelar do'a bersama, Pasar legi mulai ditinggalkan para pedagangnya, boyongan ke Pasar Darurat yang berada di lapangan Mr Roem. Ada rasa berat dan haru, terlihat airmata mengalir di wajah para pedagang yang telah puluhan tahun menyatu dengan tempat mencari nafkah sehari-hari itu, namun juga ada harapan yang terpendam di benak masing-masing semoga di masa mendatang mereka mempunyai tempat berdagang yang lebih representatif. 


Pasar Legi memang memiliki sejarah tersediri, konon dari cerita para sesepuh, Pasar Legi dibangun di bekas Aloon-aloon Kabupaten Menoreh yang berkedudukan di Parakan, sayang bukti-bukti peninggalan di lapangan sudah tidak ada. Yang tersisa hanyalah bangunan kantor pasar yang masih tertulis tahun pembuatannya dalam papan nama pasar " Passar Legie - 1925 ", namun sebentar lagi bangunan itu akan diratakan dengan tanah, dan berganti wajah baru.
Semula banyak yang tak peduli dengan bangunan tahun 1925 tersebut, entah kenapa tiba-tiba ketika pembangunan pasar dimulia, ada sekelompok masyarakat yang terdiri dari Facebooker " Cah Parakan " dan Tokoh Karang Taruna se Kecamatan Parakan memandang perlu melestarikan bangunan kantor pasar yang dinilai sebagai bangunan cagar budaya, padahal desain pasar telah disetujui dan merupakan dari bagian tak terpisahkan dari seluruh pembangunan pasar.
" Kelompok Masyarakat " yang dikomandani Sutrisno Murtiyoso inipun mengadakan kegiatan " Ndugili Pasar Legi - Golek Tilas Kabupaten Menoreh " serangkaian kegiatan mereka dimulai dengan Saresehan di Pendopo Kawedanan Parakan, pada Kamis malam 8 Februari 2013, hadir pada acara itu Camat Parakan dan para Pengurus Karang Taruna se Kecamatan Parakan. Memang tidak salah ide menggali sejarah kota Parakan ini, namun asal tidak menghambat kelancaran pembangunan pasar yang sedang berlangsung. Masalahnya kondisi pasar sudah sangat mendesak untuk ditata dan dibangun kembali.

Terlepas dari kegiatan kelompok masyarakat tersebut. Setelah puluhan tahun dalam kondisi yang memprihatinkan, jejel-riyel, semrawut, kotor dan kumuh, kini ada sedikit angin segar, di tahun anggaran 2013 ini Pemkab.Temanggung mulai membangun kembali. Sebelumnya sempat deadlock  antara 2011 - 2012, karena tidak ada kesepakatan antara Pemkab dan Investor yang akan menggarapnya, namun akhirnya Pemkab. berniat membangun sendiri dengan biaya APBD.
Seperti halnya para pedagang, masyarakat Parakan juga menaruh harapan besar dengan pembangunan Pasar Legi, karena pusat kesemrawutan kota Parakan itu akan segera terurai.
" Pasar Legi merupakan pasar terbesar di Temanggung, berdiri di tanah seluas 28.382 M2, terdiri atas tanah pasar 19.965 M2 dan tanah terminal 8.417 M2. Sebenarnya pembangunan Pasar Legi ini direncanakan sejak masa jabatan Bupati Sardjono, namun baru saat ini pembangunan Pasar Legi diteruskan, pembangunan ini dinilai sangat penting, melihat ketidak layakan bangunan yang sudah rusak parah " demikian Bupati Temanggung Hasyim Afandi mengatakan dalam sebuah Talk Show di Radio Best FM ( Rabu, 6/2/2013 ).
Diharapkan dengan pembangunan Pasar Legi ini, sebagian permasalahan kota Parakan akan tertangani, seperti kemacetan yang sering terjadi di sekitar pasar, karena bangunan pasar akan diundurkan 6 M dan disediakan areal parkir, direncanakan pasar legi akan menampung sekitar 3.000 pedagang termasuk kaki lima yang biasa mangkal di pinggir jalan.

Banyaknya Pro dan Kontra dalam pembangunan pasar legi menurut Bupati Temanggung Hasyim Afandi sudah menjadi hal yang biasa, kritik, saran dan masukan dari berbagai lapisan masyarakat akan diterima dengan baik selama positif dan konstruktif. Hasyim Afandi juga menghimbau kepada seluruh masyarakat tidak terpancing isyu-isyu yang menyesatkan, diharapkan masyarakat ikut serta mengawasi pembangunan pasar agar berjalan seperti yang diharapkan. Kepada pedagang beliau juga meminta kerja samanya yang baik dengan pihak pelaksana pembangunan dan pemerintah.
Pihak Pemkab. telah berusaha meringankan beban pedagang dengan mematok harga kios utama sebesar Rp 7 juta per M2 dan los dalam Rp 1,5 juta, lebih murah daripada digarap investor yang semula kios utama Rp 9,5 juta per M2  los dalam Rp 2 juta per M2, dengan demikian menghemat harga antara 1 juta hingga 2 juta per M2.
Dijelaskan pula oleh Bupati bahwa pembangunan Pasar Legi ini akan menelan biaya dari APBD Kabupaten Temanggung sebesar Rp 92 miliard. Diatas tanah seluas 28.382 M2 bangunan pasar akan didirikan dengan 2 lantai, berupa 667 unit Kios, 2.561 unit Los dan ditambah sarana dan prasarana penunjang lainnya, apabila semua dapat berjalan lancar pembangunan akan selesai bulan Oktober 2013 dan awal tahun 2014 sudah dapat ditempati pedagang.