Sunday, November 18, 2012

Mencari Oleh-Oleh Khas Temanggung




Setiap bepergian atau berwisata ke manapun, tentu kita ingin membawa kesan yang kita dapat dari tempat yang kita kunjungi. Kesan ataupun kenangan itu bisa berupa dokumentasi atau cenderamata, bisa juga makanan khas daerah setempat yang tidak didapat di rumah.
Banyak sekali potensi wisata di Kabupaten Temanggung yang bisa dikembangkan, dan hanya baru sebagian kecil saja yang sudah disiapkan, selebihnya seperti dibiarkan tanpa perhatian, sehingga seperti gadis cantik yang tak dikenal orang, karena tak pernah dandan dan tak diberikan akses untuk dikenal orang.
Agaknya Pemerintah Daerah masih enggan mengalokasikan dana untuk menyiapkan infrastruktur pendukung di lokasi wisata, sehingga para investorpun ikut enggan melirik potensi daerah tersebut. Padahal terbangunnya prasarana yang baik juga memberikan outcome berupa kesejahteraan masyarakat lokal, setidaknya lancarnya lalu lintas ekonomi masyarakat desa, plus pendapatan lain kalau wilayahnya menjadi lokasi wisata.
Dampak positif lain yang didapat dengan berkembangnya wisata, diantaranya adalah tumbuhnya usaha industri rumahan, seperti produk-produk oleh-oleh souvenir, makanan kecil dan masih banyak lagi.


Teringat oleh-oleh souvenir dan makanan kecil, teringat pula ketika dalam beberapa diskusi tentang Temanggung sering terlontar sebuah soal “ Sebenarnya apa tho, cendera mata maupun jajanan khas Temanggung yang bisa dibawa pulang kalau seseorang mengunjungi Temanggung “
Dan jawabanpun selalu muter-muter sekitar makanan khas kelas berat ( mengenjangkan ) seperti Tahu Kupat, Brongkos Kikil, Empis-empis, Bakso Uleg dan sebagainya, tak pernah berfikir kalau makanan tersebut tak bisa dibawa pulang sebagai oleh-oleh, dalam arti untuk perjalanan jauh yang memerlukan waktu berhari-hari. Singkat kata Temanggung lagi mencari oleh-oleh khas yang bisa dibawa pulang para tamunya.   
Kenapa susah-susah mencarinya ?, bukankah setiap lebaran kita selalu menemukan sebuah makanan kecil yang selalu tersedia di stoples-stoples hampir tiap rumah yang kita kunjungi, ambil saja makan kecil bernama Jenang Tape, Renggenek ( Rengginan Singkong ), Tai Kucing ( ini hanya sekedar nama, kalau ingin dikembangkan bisa dicari nama yang lebih familier lainnya ), Emping Jet, dan makanan kreasi baru lain seperti Pisang Aroma. Ini adalah makanan khas Temanggung yang bisa awet, setidaknya tanpa bahan pengawet bisa bertahan 4 sampai 5 bulan. Tinggal mengembangkan kreativitas saja, memberikan sentuhan variasi rasa sesuai trend saat ini, misalnya Jenang Tape rasa strawberry, Renggenek rasa barbeque, Emping Jet rasa keju atau rasa original justru lebih elegan.

Dengan demikian penulis mengajak anda untuk mencoba berinvestasi seraya melestarikan budaya lokal dengan mengembangkan makanan khas Temanggung tersebut.
Di desa Gesing Kecamatan Kandangan telah berkembang industri kecil yang membuat Pisang Aroma dan telah berjalan dengan baik dibawah binaan Dinas Perindustrian & Perdagangan, Pertanian, Koperasi & UPK, harusnya menyusul yang lain misalnya Emping Jet yang mulai menghilang di daerah asalnya Wanutengah Bulu, Renggenek dari Ngadirejo atau Jenang Tape yang dulu pernah menjadi makanan wajib lebaran di Parakan.
Menurut penulis Jenang Tape bisa dijadikan ikon makanan khas Temanggung, mengingat karakternya yang khas, bahan bakunyapun berupa singkong yang mudah didapat, dengan kemasan yang baik mirip Dodol Garut misalnya, ditambah beberapa varian rasa, akan menjadi oleh-oleh khas yang praktis mudah dibawa, kemanapun hingga jatuh tempo kedaluwarsa yang cukup lama.
Akhirnya tulisan ini jangan hanya jadi renungan, tapi baiknya dijadikan nyata dengan memulai spekulasi usaha dari sekarang, sebelum didahului produksinya atau diklaim menjadi makanan khas daerah lain.