Setiap bepergian atau berwisata ke
manapun, tentu kita ingin membawa kesan yang kita dapat dari tempat yang kita
kunjungi. Kesan ataupun kenangan itu bisa berupa dokumentasi atau cenderamata,
bisa juga makanan khas daerah setempat yang tidak didapat di rumah.
Banyak sekali potensi wisata di Kabupaten
Temanggung yang bisa dikembangkan, dan hanya baru sebagian kecil saja yang
sudah disiapkan, selebihnya seperti dibiarkan tanpa perhatian, sehingga seperti
gadis cantik yang tak dikenal orang, karena tak pernah dandan dan tak diberikan
akses untuk dikenal orang.
Agaknya Pemerintah Daerah masih enggan
mengalokasikan dana untuk menyiapkan infrastruktur pendukung di lokasi wisata,
sehingga para investorpun ikut enggan melirik potensi daerah tersebut. Padahal
terbangunnya prasarana yang baik juga memberikan outcome berupa kesejahteraan
masyarakat lokal, setidaknya lancarnya lalu lintas ekonomi masyarakat desa,
plus pendapatan lain kalau wilayahnya menjadi lokasi wisata.
Dampak positif lain yang didapat dengan
berkembangnya wisata, diantaranya adalah tumbuhnya usaha industri rumahan,
seperti produk-produk oleh-oleh souvenir, makanan kecil dan masih banyak lagi.
Teringat oleh-oleh souvenir dan makanan
kecil, teringat pula ketika dalam beberapa diskusi tentang Temanggung sering
terlontar sebuah soal “ Sebenarnya apa tho, cendera mata maupun jajanan khas
Temanggung yang bisa dibawa pulang kalau seseorang mengunjungi Temanggung “
Dan jawabanpun selalu muter-muter sekitar
makanan khas kelas berat ( mengenjangkan ) seperti Tahu Kupat, Brongkos Kikil,
Empis-empis, Bakso Uleg dan sebagainya, tak pernah berfikir kalau makanan
tersebut tak bisa dibawa pulang sebagai oleh-oleh, dalam arti untuk perjalanan
jauh yang memerlukan waktu berhari-hari. Singkat kata Temanggung lagi mencari
oleh-oleh khas yang bisa dibawa pulang para tamunya.
Kenapa susah-susah mencarinya ?, bukankah
setiap lebaran kita selalu menemukan sebuah makanan kecil yang selalu tersedia
di stoples-stoples hampir tiap rumah yang kita kunjungi, ambil saja makan kecil
bernama Jenang Tape, Renggenek ( Rengginan Singkong ), Tai Kucing ( ini hanya
sekedar nama, kalau ingin dikembangkan bisa dicari nama yang lebih familier
lainnya ), Emping Jet, dan makanan kreasi baru lain seperti Pisang Aroma. Ini
adalah makanan khas Temanggung yang bisa awet, setidaknya tanpa bahan pengawet
bisa bertahan 4 sampai 5 bulan. Tinggal mengembangkan kreativitas saja,
memberikan sentuhan variasi rasa sesuai trend saat ini, misalnya Jenang Tape
rasa strawberry, Renggenek rasa barbeque, Emping Jet rasa keju atau rasa
original justru lebih elegan.
Di desa Gesing Kecamatan Kandangan telah
berkembang industri kecil yang membuat Pisang Aroma dan telah berjalan dengan
baik dibawah binaan Dinas Perindustrian & Perdagangan, Pertanian, Koperasi
& UPK, harusnya menyusul yang lain misalnya Emping Jet yang mulai menghilang
di daerah asalnya Wanutengah Bulu, Renggenek dari Ngadirejo atau Jenang Tape
yang dulu pernah menjadi makanan wajib lebaran di Parakan.
Menurut penulis Jenang Tape bisa dijadikan
ikon makanan khas Temanggung, mengingat karakternya yang khas, bahan bakunyapun
berupa singkong yang mudah didapat, dengan kemasan yang baik mirip Dodol Garut
misalnya, ditambah beberapa varian rasa, akan menjadi oleh-oleh khas yang
praktis mudah dibawa, kemanapun hingga jatuh tempo kedaluwarsa yang cukup lama.
Akhirnya tulisan ini jangan hanya jadi
renungan, tapi baiknya dijadikan nyata dengan memulai spekulasi usaha dari
sekarang, sebelum didahului produksinya atau diklaim menjadi makanan khas daerah
lain.