Sunday, November 18, 2012

Festival Dalang Cilik 2012



Pendopo Ndalem Yudoningratan yang berada di Jalan Ibu Ruswo 35 Yogyakarta, pada tanggal 12 - 13 Nopember 2012 banyak dikunjungi orang. karena saat itu Dinas Kebudayaan DIY bekerja sama dengan Balai Pelsetarian Nilai Budaya Yogyakarta, Pepadi Kabupaten/ Kota dan Pepadi DIY menyelenggarakan Festival Dalang Anak dan Remaja. 
GBPH Yudoningrat, Kepala Dinas Kebudayaan DIY mengatakan: " Kegiatan ini menjadi salah satu media pelestarian wayang, selain itu ajang ini untuk menumbuhkan ketertarikan kalangan muda terhadap wayang " kemudian lanjut putra Sri Sultan Hamengkubowono IX itu " Saya juga berharap melalui acara ini juga menjadi media regenerasi seniman, khususnya bidang pedalangan, wahana kreativitas, dan apresiasi seni dan budaya "




Dalam lomba ini tiap-tiap Pepadi Kabupaten/ Kota mengirimkan 5 peserta dalang anak dan remaja yng direkomendasikan, dalang anak maupun remaja yang mengikuti lomba paling tidak telah terlebih dahulu mengikuti seleksi di daerahnya.
Mengikuti lomba dalang bukan hal yang mudah, karena sebelum beraksi para dalang harus mengadakan latihan terlebih dahulu untuk menyesuaiakan dengan para pesinden dan pengrawit, untuk penyesuaian ini panitia menyediakan waktu maksimal 40 menit untuk mendalang dengan gaya masing-masing sesuai dengan jenjang usia. Cerita yang dipilih pesertapun bebas, namun lebih diutamakan cerita yang bertemakan anak-anak.

Acara berlangsung mulai dari pukul 09.00 - 16.00, dengan antusiasme masyarakat yang tinggi, terbukti di Pendopo Ndalem Yudoningratan tersebut dijejali oleh para penonton, dan para pemerhati seni Yogyakarta. Para juri yang berasal dari Institut Seni Indonesia ( ISI ) Yogyakarta kelihatan optimis kegiatan ini akan sukses dengan output munculnya dalang-dalang cilik berkualitas, dan berharap outcomenya dapat lestarinya budaya wayang yang termasuk dalam warisan budaya dunia.
Penilaian dalam festival ini meliputi kreativitas, cara penyajian termasuk penguasaan materi cerita, gaya bahasa, tembang, suluk dan sabetan saat perang. Memang seni pedalangan terbilang gampang-gampang susah, mengingat mendalang adalah seni pentas secara tunggal, semua audien hanya tertuju kepada dalang, sehingga dalang akan menjadi tokoh sentral yang harus prima dan bisa memikat penonton. 
Menurut Junaedi salah seorang juri mengatakan " Festival ini cukup baik, untuk memupuk kecintaan generasi muda terhadap dunia perwayangan, hanya saja kali ini masih banyak dalang anak yang melakonkan cerita wayang dewasa, sebaiknya cerita yang dibawakan adalah cerita anak "
Maklumlah sebagian besar penonton dalang anak adalah anak sebayanya, Junaedi berharap dengan melakonkan cerita anak akan lebih komunikatif dan menarik minat anak. Salah seorang peserta Pradipta Adhitama dari SD Trucuk Bantul membawakan cerita Begawan Ciptoning, yang mengkisahkan Arjuna yang bertapa mengharap cita-citanya dikabulkan para dewa. Pradipta berusaha menampilkan kemampuan terbaiknya, anak berusia sebelas tahun itu mulai belajar mendalang sejak umur delapan tahun. Bermula dari seringnya  Pradipta diajak ayahnya menonton wayang kulit membuatnya sangat gandrung dengan kesenian ini. Dia berharap dalam festival ini bisa meraih kejuaraan, sebagai rasa bangga yang akan dipersembahkan kepada ayahnya.


Ketua Pelaksana Festival Dalang Anak dan Remaja, Budi Sudarisman mengatakan bahwa, festifval tersebut tidak hanya dilaksanakan tahun ini saja, namun akan diselenggarakan secara berkala dalam dua tahun sekali, dan berharap Dinas Kebudayaan DIY terus memfasilitasi dan sekaligus menjadi wadah seluruh masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya untuk terus berkarya di bidang seni dan budaya.
Juara I dan II festival kali ini akan dikirim mengikuti lomba di tingkat nasional tahun 2013 nanti, selain itu para pemenang juga memperoleh piala, piagam dan uang pembinaan sebesar Rp. 3,5 juta untuk Juara I dan Rp 2,5 juta untuk Juara II.  Ayo lestarikan budaya negeri ini, sebelum diklaim menjadi kesenian bangsa lain.